Selasa, 25 Agustus 2009

batik indonesia

Lenka "Jumpin On My Bed With My Indonesian Batik"
Kelihatannya Lenka girang banget dapet hadiah Batik ini. Mungkin karena dia pernah beli batik di pasar loak?


dok. twitter.com/lenkamusic


Foto ini di upload Lena di twitter. Kelihatannya dia girang banget waktu dapet cinderamata batik pekalongan dari Sony Music. Dan setelah menerima dia langsung bercerita kalau dia pernah beli batik di pasar loak. "Waktu jaman teenage hippie dulu, saya pernah beli seragam batik pramugari Garuda di pasar loak. Dan saya padankan dengan jeans. Keren banget, deh." tutur penyanyi bernama lengkap Lenka Kripac.
Mungkinkah dia akan pakai batik untuk video klip-nya yang akan datang? Lo boleh usulin kok, langsung aja komen di twitternya lewat link ini. Bukan gak mungkin dia bakal nurut. Katanya cinta sama batik, kan?

Saya Bangga Memakai Batik Indonesia



Published by itan at 15:17 under blogdetik, others and tagged: Batik, Indonesia, merah putih indonesiaku di blogdetik

Tema lomba kali ini lumayan berat, “Bangga sebagai bangsa Indonesia”

apalagi menunjukkan semangat nasionalisme, mungkin hanya bisa menulisnya tapi susah juga melakukannya.

Kecintaanku akan Indonesia, aku salurkan di dunia kerjaku saat ini,

Melestarikan peninggalan budaya nenek moyang yang sangat berharga, yaitu BATIK.

Batik adalah santapan harianku, setiap hari aku dihadapkan dengan beragam motif batik dari seluruh Indonesia untuk diolah kembali.

pada awal aku bekerja di dunia batik, aku sempat merasa bosan dan meminta kepada atasanku supaya aku tidak mengolah batik terus menerus. aku memilih untuk mengolah kaos-kaos distro yang ngetrend saat ini selain mudah dijual, designya juga tidak terbentur pakem seperti Batik. tapi untungnya, atasanku menolak dan membukakan mataku bahwa aku berada di tempat yang tepat.

Dahulu Batik tidak sebooming saat ini, Batik identik dengan pakaian bapak-bapak yang dipakai ke kondangan atau acara resmi.

Pemuda memakai Batik ?? hmmm harus siap-siap menjadi bahan ejekan karena dianggap berpakaian tidak modis seperti orang tua.

tapi setelah beberapa Fashion Designer Indonesia berhasil mengolah batik, barulah beberapa tahun terakhir ini banyak orang bahkan muda mudi juga anak-anak akhirnya mau menggunakan Batik. Bahkan Batik sempat menjadi trend diawal 2008.

Ternyata memang butuh gebrakan untuk mengetahui bahwa Indonesia ini punya ciri khas yang sangat indah dan patut dibanggakan.

Kebanyakan orang hanya tau bahwa motif yang berulir-ulir penuh titik, berlengkung lengkung itu adalah Batik, padahal Batik Indonesia itu sangat beragam , Batik jawa, Batik Madura, Batik Palembang dan lain-lain. Ciri khas dari masing-masing daerahpun berbeda-beda.

Beberapa contohnya :

Batik Madura

orang-orang dari pulau garam ini kebanyakan bersifat tegas dan keras, sehingga motif Batiknyapun bercorak tegas dengan menggunakan warna dasar cerah dan mencolok, sedangkan warna motifnya kebanyakan berwarna kuning, merah dan hijau.

ciri khas masyarakat lokal juga terlihat dari motif yang mereka buat misalnya pucuk tombak, belah ketupat, bahkan ada juga motif yang mengangkat flora dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat madura.

Batik Pekalongan


Batik Pekalongan, adalah Batik pesisir yang paling kaya akan warna, kalau dicermati kita akan menemukan 8 - 9 warna dalam 1 kain batik ( berbeda dengan batik solo dan jogja yang kebanyakan hanya 2 atau 3 warna saja ), motifnya kebanyakan berupa buketan bunga yang dirangkai sangat indah dengan kontras warna yang cukup menarik.

salah satu motif Batik Pekalongan yang menarik adalah Batik Pagi Sore yang menampilkan 2 sisi warna yang berbeda pada 1 kainnya, jadi terkesan ada 2 motif dalam 1 kain, padahal hanya menampilkan kebalikan warnanya.

Batik Cirebon

Design batik Cirebon bernuansa klasik tradisional yang selau menyertakan motif wadasan ( batu cadas ) pada bagian-bagian tertentu, juga sering dilihat terdapat motif awan (mega) yang ditempatkan dengan sangat sesuai di setiap bagiannya. Batik cirebon yang sering kita jumpai sekarang adalah motif Mega mendung.


seniqu

Seni Alat Musik Angklung




Dalam pementasannya, seni angklung memerlukan personal yang banyak. Alat musiknya terbuat dari bambu di mana penggunaannya dengan cara digoyangkan. Dengan begitu alat musik tersebut akan mengeluarkan bunyi nyaring yang sangat khas.

Bentuk angklung terdiri dari dua batang bambu dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan tinggi rendahnya nada – yang dibentuk menyerupai alat musik calung. Hanya saja, perolehan bunyi angklung tidaklah dipukul seperti halnya seni calung, melainkan digoyangkan agar sentuhan antarunsur dalam tubuh angklung tersebut mampu mengeluarkan sebuah nada.

Angklung yang berkembang sekarang adalah angklung dalam nada diatonis, yakni angklung yang dikembangkan oleh seniman Daeng Soetigna. Karenanya, nama Daeng Soetigna untuk khazanah karawitan Sunda dikenap sebagai Bapak Angklung Diatonis Kromatis, yakni seniman yang merintis perubahan angklung bernada pentatonik (da-mi-na-ti-la-da, dalam laras Salendro) seperti yang berkembang di daerah Banten seperti Pandeglang dan Serang ke dalam nada diatonis. Di daerah Banten seni angklung pentatonik ini lebih dikenal dengan seni angklung gubrag, angklung sered, atau angklung buncis.

Dalam perkembangan terakhir seni angklung (diatonis) menjadi seni yang cukup popular, dan memiliki tempat yang cukup baik di masyarakat, terutama kalangan menengah ke atas. Seni ini dalam bentuk prakteknya berbentuk sebuah orkestra (antara 30 hingga 60 personal) yang biasa dikonsumsi oleh para pejabat pemerintahan atau dalam pernyambutan tamu kedinasan dari dalam dan luar negeri. Karenanya, tak heran jika seni ini termasuk salah satu seni yang kerap tampil di istana kenegaraan.